|
|
Deskripsi |
: |
Tumbuhan pemanjat/perambat berkayu, panjang 15 m atau lebih. Kulit
kayu coklat tua, halus dengan lentisel merah muda. Batang yang lebih muda
berwarna merah tua, memiliki banyak lentisel. |
|
Daun |
: |
Memiliki 3-7 pinak daun, permukaan atas berwarna hijau mengkilat dan bagian
bawah abu-abu-hijau. Unit & Letak: majemuk dan bersilangan. Bentuk: bulat
telur atau elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 6-13 x 2-6 cm. |
|
Bunga |
: |
Biseksual, tandan bunga panjangnya 7-20 cm dan gagang bunga panjangnya 2
mm. Letak: di ketiak batang yang tumbuh horizontal sepanjang permukaan tanah.
Formasi: bulir. Daun mahkota: ungu agak putih-merah muda pucat, panjangnya
sekitar 1 cm. Benangsari: bagian atas tumbuh sendiri, sementara 9 lainnya bersatu. |
|
Buah |
: |
Polong berkulit, bulat memanjang atau hampir bundar, tipis/pipih, bergerombol.
Satu atau dua biji berkeriput, hampir bundar, hijau-perunggu ketika kering.
Ukuran: buah 2-4,5 x 2,5-3,5 cm; biji 12 x 11 mm. |
|
Ekologi |
: |
Tumbuh pada substrat berpasir dan berlumpur pada bagian tepi daratan dari
habitat mangrove. Menyukai areal yang mendapat pasokan air tawar, tergenang
secara tidak teratur oleh air pasang surut. Bunga muncul pada bulan September
– November, sementara buah pada bulan November sampai Desember (di
Australia). Biji dan polong teradaptasi dengan penyebaran melalui air. Mereka
mungkin juga disebarkan melalui angin. |
|
Penyebaran |
: |
Melalui Asia Tenggara, Indonesia, Australia, Cina hingga India dan Afrika. |
|
Kelimpahan |
: |
|
|
Manfaat |
: |
Penggunaan jenis ini untuk meracuni ikan sudah banyak diketahui. Racun ikan
yang dijual secara komersial (rotenone) dihasilkan dari akar jenis lain, yaitu Derris
elliptica. Batangnya sangat tahan lama dan dapat digunakan sebagai tali. |
|
Catatan |
: |
Masyarakat di Indonesia Timur menanam varietas sendiri yang kemudian
dicampur dengan bahan kimia untuk meracuni (membius) ikan. |