|
|
Deskripsi |
: |
Berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi (meskipun jarang)
dapat mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hingga coklat tua,
bercelah dan agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut dapat
mencapai 30 cm tingginya. |
|
Daun |
: |
Terdapat bercak hitam di bagian bawah daun dan berubah menjadi hijaukekuningan
ketika usianya bertambah. Unit & Letak: sederhana & berlawanan.
Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 5,5-13 x 2-4,5 cm. |
|
Bunga |
: |
Bunga mengelompok di ujung tandan (panjang tandan: 2 cm). Letak: di ketiak
daun. Formasi: kelompok (3-10 bunga per tandan). Daun mahkota: 8; putihhijau
kekuningan, panjang 1,5-2mm. Berambut pada tepinya. Kelopak Bunga:
8; menggelembung, warna hijau kekuningan; bagian bawah berbentuk tabung,
panjangnya 7-9 mm. |
|
Buah |
: |
Buah melingkar spiral, panjang 2 cm. Hipokotil silindris, agak melengkung,
permukaannya halus, warna hijau kekuningan. Ukuran: Hipokotil: panjang 8-
15 cm dan diameter 0,5-1 cm. |
|
Ekologi |
: |
Jenis ini membentuk tegakan monospesifik pada areal yang tidak sering tergenang.
Individu yang terisolasi juga ditemukan tumbuh di sepanjang alur air dan tambak
tepi pantai. Substrat yang cocok termasuk lumpur, pasir, tanah payau dan
bersalinitas tinggi. Di Australia, perbungaan tercatat dari bulan Juni hingga
September, dan berbuah dari bulan September hingga Desember. Hipokotilnya
yang ringan mudah untuk disebarkan melalui air, dan nampaknya tumbuh dengan
baik pada areal yang menerima cahaya matahari yang sedang hingga cukup.
Bunga dibuahi oleh serangga yang terbang pada siang hari, seperti kupu-kupu.
Daunnya berlekuk-lekuk, yang merupakan ciri khasnya, disebabkan oleh gangguan
serangga. Dapat menjadi sangat dominan di areal yang telah diambil kayunya
(misalnya Karang Gading-Langkat Timur Laut di Sumatera Utara; Giesen & Sukotjo,
1991). |
|
Penyebaran |
: |
Dari India, Seluruh Asia Tenggara (termasuk Indonesia) hingga Australia utara. |
|
Kelimpahan |
: |
|
|
Manfaat |
: |
Untuk kayu bakar, tiang dan arang. Buahnya dilaporkan digunakan untuk
mengobati penyakit herpes, akar serta daunnya digunakan untuk mengatasi kulit
terbakar. Di Sulawesi buahnya dimakan setelah direndam dan dididihkan. |
|
Catatan |
: |
Sama dengan B. exaristata dan B. gymnorrhiza, dan di masa lalu seringkali
dikelirukan dengan kedua jenis tersebut. Identifikasi yang terbaik adalah melalui
daun mahkota. |
|
|