|
|
Deskripsi |
: |
Ferna tanah, membentuk tandan yang kasar dengan ketinggian hingga 1,5
m. Sisik pada akar rimpang panjangnya hingga 8 mm. |
|
Daun |
: |
Sangat mencolok, pada umumnya panjangnya kurang dari 1 m dan memiliki
pinak daun fertil berwarna karat pada bagian ujungnya, tertutup secara seragam
oleh sporangia besar. Pinak daun berukuran kira-kira 28 x 10 cm. Pinak daun
yang steril memiliki ujung lebih kecil dan menyempit. Jenis ini berbeda dengan
A.aureum dalam hal ukuran pinak daunnya yang lebih kecil dan ujungnya
meruncing, permukaan bagian bawah pinak daun yang fertil berwarna coklat
tua dan ditutupi oleh sporangia, serta daun mudanya berwarna hijau-kecoklatan.
Peruratan daun berbentuk jaring. Sisik luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat
di bagian pangkal daun. Sisik menebal di bagian tengah. Spora besar dan
berbentuk tetrahedral |
|
Bunga |
: |
|
|
Buah |
: |
|
|
Ekologi |
: |
Ferna tahunan. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang oleh
pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan lumpur yang “dibangun” oleh
udang dan kepiting. Biasanya menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertil
dihasilkan pada bulan Agustus hingga April. “Kecambah” (sebenarnya “bibit
spora”) berlimpah pada bulan Januari hingga April (di Jawa). |
|
Penyebaran |
: |
Asia dan Australia tropis. Di seluruh Indonesia. |
|
Kelimpahan |
: |
|
|
Manfaat |
: |
Daun digunakan sebagai alas kandang ternak. |
|
Catatan |
: |
|