|
|
Deskripsi |
: |
Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga 15
m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang
halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai
akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm. |
|
Daun |
: |
Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang pada bagian pangkal gagang
daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan.
Bentuk: bulat telur terbalik. Ujung: membundar. Ukuran: 5-12,5 x 3-9 cm. |
|
Bunga |
: |
Biseksual; gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm. Letak: di ujung atau pada
cabang kecil. Formasi: soliter-kelompok (1-3 bunga per kelompok). Daun
mahkota: putih, mudah rontok. Kelopak bunga: 6-8; berkulit, bagian luar
hijau, di dalam kemerahan. Seperti lonceng, panjangnya 2-2,5 cm. Benang
sari: banyak, ujungnya putih dan pangkalnya kuning, mudah rontok. |
|
Buah |
: |
Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga.
Buah mengandung banyak biji (150-200 biji) dan tidak akan membuka pada
saat telah matang. Ukuran: buah: diameter 3,5-4,5 cm. |
|
Ekologi |
: |
Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama. Menyukai
tanah yang bercampur lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang.
Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan gelombang,
juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas pantai. Di lokasi dimana jenis
tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang
padat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga hidup tidak terlalu lama dan
mengembang penuh di malam hari, mungkin diserbuki oleh ngengat, burung
dan kelelawar pemakan buah. Di jalur pesisir yang berkarang mereka tersebar
secara vegetatif. Kunang-kunang sering menempel pada pohon ini dikala malam.
Buah mengapung karena adanya jaringan yang mengandung air pada bijinya.
Akar nafas tidak terdapat pada pohon yang tumbuh pada substrat yang keras. |
|
Penyebaran |
: |
Dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara, seluruh Indonesia, Malaysia,
Filipina, Australia Tropis, Kepulauan Pasifik barat dan Oceania Barat Daya. |
|
Kelimpahan |
: |
|
|
Manfaat |
: |
Buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi, kayu dibuat untuk perahu dan bahan
bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar
nafas digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung. |
|
Catatan |
: |
|
|
|