|
|
Deskripsi |
: |
Pohon tingginya antara 5-20 m. Memiliki akar nafas mengerucut berbentuk
cawan. Kulit kayu halus, sementara pada batang utama memiliki guratan-guratan
permukaan yang tergores dalam. |
|
Daun |
: |
Lebih tipis dari X.granatum, susunan daun berpasangan (umumnya 2-3 ps
pertangkai) dan ada pula yang menyendiri. Unit & letak: majemuk & berlawanan.
Bentuk: elips - bulat telur terbalik. Ujung: meruncing. Ukuran: 4-12 cm
x 2-6,5cm. |
|
Bunga |
: |
Terdiri dari dua jenis kelamin atau betina saja. Tandan bunga (panjang 6-18,5
cm) muncul dari ketiak tangkai daun dan tangkai bunga panjangnya 2-10 mm.
Letak: di ketiak. Formasi: gerombol acak (10-35 bunga per gerombol). Daun
mahkota: 4; putih kekuningan, lonjong, tepinya bundar, panjang nya 6-7 mm.
Kelopak bunga: 4 cuping; hijau kekuningan, panjang sekitar 1,5 mm. Benang
sari: 8, menyatu; putih krem dan tingginya sekitar 2 mm. |
|
Buah |
: |
Warna hijau, bulat seperti jambu bangkok, permukaan berkulit dan di dalamnya
terdapat 4-10 kepingan biji berbentuk tetrahedral. Ukuran: buah: diameter
8-15 cm. |
|
Ekologi |
: |
Jenis mangrove sejati di hutan pasang surut, pematang sungai pasang surut,
serta tampak sepanjang pantai. |
|
Penyebaran |
: |
Di Indonesia terdapat di Jawa, Bali, Maluku, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Irian
Jaya. |
|
Kelimpahan |
: |
|
|
Manfaat |
: |
Kayu dipakai untuk kayu bakar, membuat rumah, perahu dan kadang-kadang
untuk gagang keris. Biji digunakan sebagai obat sakit perut. Jamu yang berasal
dari buah dipakai untuk obat habis bersalin dan meningkatkan nafsu makan.
Tanin kulit kayu digunakan untuk membuat jala serta sebagai obat pencernaan. |
|
Catatan |
: |
|
|
|